Skip to main content

dini hari

Tepat pukul 04,00 dini hari pada hari ini, yakni tanggal 25 April 2017. Tiba-tiba aku terbangun dan jarang sekali, aku melihat jendela, bukan melihat handphone. Ketika aku melihat keluar, hatiku berkata, "masih subuh rupanya, aku kira sudah pagi.". Lalu otaku sejenak berpikir, mengapa aku harus memikirkan pagi hari? Mengapa aku tidak menikmati waktu subuh ini?
Lalu aku memutuskan untuk keluar kamar dan sahur. Ketika hendak aku mengambil makan, hatiku berkata, "hei, bukankah ini hari Selasa? Aku kira ini hari Kamis. Kalau hari ini hari Selasa, kenapa aku harus sahur?". Aku langung menyimpan kembali piring dan kembali ke kamar. Otaku pun berpikir lagi, mengapa aku harus memikirkan hari Kamis? Mengapa aku tidak memikirkan dan menikmati hari ini?.

Seketika aku menyadari akan suatu hal....

Aku, yang selalu memikirkan harus melakukan yang terbaik pada setiap apa-apa yang aku jalani. Aku, yang selalu memikirkan apa saja yang harus aku lakukan hari ini dan memikirkan bagaimana cara menyelesaikannya dengan baik dan benar. Aku, yang selalu berencana hari ini mau makan apa saja dan dimana saja. Bahkan aku, yang selalu memikirkan hari ini aku pakai baju dan kerudung apa, dan apakah warnanya matching atau tidak.

Ya, itu aku. Aku yang selalu memikirkan setiap hal yang sedang kujalani, dan kau tau? aku sangat menyukai itu! Aku merasa menjadi seseorang yang benar-benar menikmati apa yang sedang kujalani.

Semenjak bulan November 2016, sejak ayahku divonis kanker paru-paru, aku memang merasakan ada perubahan besar dalam diriku. Aku, dan semua sistem yang ada di dalam tubuhku, mengubah mindset "present" menjadi "future". Aku tidak memikirkan sekarang aku harus melakukan yang terbaik, bahkan untuk urusan baju dan kerudung pun aku hanya "ah sudahlah, ambil saja yang ada di lemari bagian paling atas". Lalu apa yang aku pikirkan?

Masa Depan

Ya, semenjak ayahku sakit, yang ada dalam pikiranku adalah bagaimana caranya aku memiliki masa depan yang baik, bagaimana aku di beberapa tahun mendatang, bagaimana cara agar aku tetap menjadi seseorang yang mandiri di masa yang akan datang, dan mau jadi apa aku di beberapa tahun mendatang. Lucunya lagi, sering sekali aku membuka website lowongan pekerjaan dan mencari ada apa saja pekerjaan untuk seorang lulusan akuntan. Pada kenyataannya? Aku ini masih mahasiswi semester 4. Aneh,ya?

Aku menyadari betul perubahan besar pada cara pandangku terhadap saat ini dan masa yang akan datang. Aku terlalu takut untuk menghadapi masa depan, apalagi sekarang ayah sudah tidak ada. Aku terlalu khawatir akan masa depan.

Udara dingin dini hari ini seakan menamparku

Aku telah melakukan hal yang salah, ya?
Mengapa aku tidak menikmati saja apa-apa yang sedang aku kerjakan dan aku lalui sekarang?
The way I am today is determine the way I am in the future, right?
Seharusnya aku nikmati saja apa-apa yang aku lakukan hari ini, berusaha melakukan yang terbaik untuk saat ini agar masa depanku juga baik.
Karena, kau tau? Rasanya lelah jika terus memikirkan bagaimana kita nanti  namun raga kita masih disini dan tidak berpijak.

Aku, segera bangun dari tempat tidurku
Lalu, pikiranku menanyakan pertanyaan yang sama lagi
"Aku telah melakukan hal yang salah, ya?"

Comments

  1. Teh diza, jangan pernah takut akan masa depan... Kenapa? Karena ada Allah Ta'ala, ada Ar Rosul SAW, ada doa orang tua, dan ada doa orang orang sholeh dialam dunia yang tidak pernah terputus mendoakan saudaranya seagama dalam kesehariannya...
    Yg jadi tugas kita, jalani saja apa yg menjadi kewajiban kita di alam dunia, ibadah dgn dasar ilmu, amalkan apa yang kita tau itu baik untuk diamalkan... Toh kita di alam dunia hanya persinggahan sementara, sebelum menuju kampung yg sebenarnya (akhirat) (itupun kalau kau percaya :p)

    "Jangan khawatirkan rizkimu, karena Allah telah menjaminnya. Khawatirlah akan amalmu, karena Allah tak menjaminmu surga..."

    Semangat terus teh!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Afwan, sami" teh

      Semoga kita sentiasa dalam rahmat Allah. Senantiasa dipermudahkan segala urusan, Senantiasa dimurahkan rezeki, Senantiasa diberi kesehatan yang baik.

      Aamiin, ya robbal alamiin

      Delete
  2. Lumayan sih untuk sebuah tulisan curhatan. Tapi, apa ga sebaiknya di edit dulu sebelum bener-bener di post? Tanda baca, kalimat yang tidak perlu di masukin, dan lain sebagainya. Supaya lebih sempurna tulisannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Afwan untuk kekurangan tulisannya, tapi aku menulis disini emang sesuai dengan apa yang ada di pikiranku dan gaya bahasaku sehari-hari. Menulis tidak bertujuan untuk dinilai sempurna. Tapi, terimakasih masukannya

      Delete
    2. Kalau lebih baik di edit dan tulisannya jadi lebih enak untuk di nikmati dan di resapi, kenapa harus merasa cukup dengan sanggup menulis dengan bahasa sehari-hari? Kalau tujuannya berbagi curhatan dan cerita keseharian, bukan untuk dinilai sempurna kenapa tidak mencoba mencurahkan segalanya? dan mencoba memperbaiki kesalahan? "Menulis itu untuk keabadian." Lalu, tiadakah kemauan untuk sebuah keabadian yang baik? Hehehe. Sama-sama sudah mau di tanggapin. :)

      Delete
  3. duuuuuuuh teh dizaaaaaaaa

    ReplyDelete
  4. mantap neng #awasbanyakcopet :D

    ReplyDelete
  5. Semangat terus teh diza yang cantik

    ReplyDelete
  6. Tak perlu mengkhawatirkan masa depan teh , syukuri hari ini dan hidup dengan sebaik mungkin

    ReplyDelete
  7. Tak perlu mengkhawatirkan masa depan teh , syukuri hari ini dan hidup dengan sebaik mungkin

    ReplyDelete

Post a Comment